Sebagai upaya ikut serta mengurangi efek perubahan iklim yang melanda dunia, Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FRPB) Pamekasan melakukan pembibitan mangrove. Saat pembibitan Mangrove bersama IGI dan Komponen lainnya di Lembung, Galis Pamekasan Kegiatan tersebut dilaksanakan di ekowisata mangrove desa Lembung Kecamatan Galis Pamekasan, Minggu (15/12/2024). Ketua IGI Pamekasan Ali Mahbub menyampaikan, bahwa kegiatan pembibitan mangrove ini sangat bagus. "Ini sebagai salah satu upaya agar kita semua ikut serta dalam upaya mengurangi efek perubahan iklim yang terjadi," ucapnya. Ali melanjutkan, anggota IGI Pamekasan berpartisipasi dengan membawa peserta didiknya masing-masing. "Ini merupakan pembelajaran langsung di alam, anak-anak memiliki pengalaman yang berharga yang belum pernah dilakukan. Yang terpenting adalah anak-anak memiliki kepedulian terhadap lingkungan, ikut merawat lingkungan,' paparnya. Sementara, Koordinator F...
FRPB-Pamekasan, Senin 26 April 2021- Berlatih agar terlatih, tak bisa karena tak biasa. Makna kalimat ini adalah bahwa semua harus dari kebiasaan untuk menjadi bisa dan berlatih agar terlatih dalam berbagai hal, utamanya respon kebencanaan.
Kebiasaan atau latihan menjadi kata kunci bagi kita untuk lebih baik dalam melakukan kebisaan pada suatu keahlian atau metode. Sedikit deskripsi ini coba kita sambungkan dengan kondisi penyelamatan mandiri elemen masyarakat dalam Kebencanaan.
Latihan biar Selamat, sepertinya sederhana, tapi berlatih yang benar butuh pemahaman, apalagi latihan terkait kebencanaan. Paling tidak kita harus paham, apa ancaman bencana sekitar kita ? apa dampak dari ancaman itu terhadap kita, keluarga dan lingkungan ? Bagaimana kita dapat mengurangi risikonya ?
Tak hanya itu, Menurut Budi Cahyono Supervisor Pusdalops BPBD Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, yang melansir seruan nasional terkait Hari Kesiapsiagaan Bencana atau HKB 2021 ini ada beberapa hal lainnya. Yakni juga kemana (tempat aman di sekitar kita) yang kita tuju bila ada informasi peringatan dini ? Baru latihan kita lakukan menuju tempat aman tadi.
Kemudian, dari mana ? dari tempat kita beraktifitas, bila sedang di rumah , kemana ? bila sedang di kantor, kemana ? bila sedang di pasar, kemana ? bila sedang di rumah ibadah, kemana ? termasuk anak2 kita, bila sedang di sekolah atau tempat les, kemana ?
“Kenapa harus berlatih ? ini konsekuensi tinggal di daerah rawan bencana, agar kita semua selamat. Tidak jadi korban bencana. Ingat, negara kita tercinta, dari Sabang sampai Merauke, terbentuk dari pertemuan 3 lempeng tektonik dunia selama ribuan bahkan jutaan tahun lalu,” tukasnya Senin (26/4/2021).
Pasalnya, sebagai negara yang dalam kawasan ring of fire, lempeng yang bertumbukan akan mengakibatkan gempa (bisa besar atau kecil) di Nusantara. Lalu,
kenapa butuh HKB /Hari Kesiapsiagaan Bencana ?
Dengan momentum itu, menurutnya, semua elemen butuh momen untuk latihan bersama dan sama sama berlatih. Terlebih HKB yang diperingati setiap tahun tanggal 26 April, yaitu hari diundangkannya UU nomor 24 Tahun 2007 atau Undang-undang tentang penanggulangan bencana.
“Apa yang bisa dilakukan pada HKB 2021 ?
BNPB mengajak, semua masyarakat, pada tanggal 26 April jam 10.00 waktu setempat, untuk, kita bunyikan kentongan/lonceng/alarm/sirine serempak selama 1 menit, lalu kita pergi ke tempat aman/evakuasi di sekitar kita yang sudah disepakati,” ungkapnya.
Dengan keserempakan inilah, pihaknya sudah berlatih secara bersama dalam upaya mengurangi risiko bencana meski dengan hal simulasi sederhana. Kedepan diharapkan kesadaran dan pemahaman bersama dalam penanggulangan bencana berbasis masyarakat akan lebih masif lagi dilakukan boleh berbagai stakeholder kebencanaan di seluruh pelosok negeri. (yon's)
Komentar
Posting Komentar